Apakah Kamu Mulai Overdosis Jejaring Sosial? Ini Ciri-cirinya!
Seorang remaja SMA berjalan dengan kedua tangan memegang BlackBerry. Matanya tak lepas dari layar. Bibirnya kadang merengut, kadang tersenyum, kadang memaki pelan tanpa mempedulikan sekitarnya. Notifikasi gadgetnya seolah tak pernah berhenti berdering. Nada deringnya berganti-ganti menandakan aktivitas berbagai jaringan sosial dimana sang remaja terhubung.
Apakah figur kamu mirip dengan sang remaja yang dikisahkan oleh ? Hati-hati loh, jangan-jangan kamu mulai kecanduan jejaring sosial yang sedang populer seperti Facebook, Twitter, atau Google Plus. Kesemuanya memang membawa manfaat, tapi tidak bila kamu terlibat dalam porsi yang berlebihan!
Karena khawatir bahwa kamu terkena efek negatif penggunaan media jejaring sosial berlebihan, berikut ini akan berupaya mengungkap ‘gejala-gejala’ dari seseorang yang overdosis jejaring sosial. Apakah kamu sudah terkena simptom-simptom yang digambarkan tersebut? Mari kita teliti satu persatu.
1. Kamu Online untuk Alasan Produktif, tapi Malah Lama di Jejaring Sosial
Pagi hari penuh semangat kamu menyalakan PC, menekan tombol router agar komputer kamu terkoneksi dengan Internet, siap untuk mengerjakan tugas kuliah yang bertumpuk-tumpuk. Oke, booting selesai… Cek Twitter… ah, ada mention; cek Facebook… Hey, komentarku kemarin dapat 500-an like!; cek Kaskus… wah, trit yang dibikin kemarin ramai ya!… Lirik jam… APA?! Sudah hampir Maghrib?!
Bila kamu sering terkena sindrom semacam itu, sepertinya kamu mulai overdosis jejaring sosial. Sebagaimana yang pernah diteliti oleh pakar teknologi Nicholas Carr, Website di Internet memang pada dasarnya merangsang stimulus yang menjadikan seseorang di hadapannya memiliki kecenderungan untuk tertarik melakukan klik atau berputar-putar di website tersebut. Terlebih lagi jejaring sosial yang menawarkan sosialisasi dengan teman-teman lama serta banyak figur yang susah kamu temui di dunia nyata.
2. Kamu Menggunakan Smartphone Lebih Banyak untuk “Sosialisasi”
Cek aplikasi apa saja yang ada di smartphone kamu. Hmm, WhatsApp, Twitter, YM, Line, Kaskus, G-Talk, Mirc… Wow! Banyak juga ternyata! Kalau kamu baru sadar bahwa aplikasi jejaring sosial kamu sangat banyak di smartphone (dan semuanya aktif), maka yakin bahwa kamu kemungkinan mulai overdosis jejaring sosial.
Seperti yang disinggung pada bagian sebelumnya, jejaring sosial memang dirancang agar memberi stimulus pada syaraf kamu agar susah melepaskan diri dari kecanduan menggunakan jejaring sosial, apalagi pada smartphone, dimana kamu bisa dimana saja menggunakan aplikasi tersebut dengan bebas!
Bila terdapat fakta bahwa kamu banyak menggunakan jejaring sosial di smartphone daripada berbagai software lain yang mendukung produktivitas kamu, maka kemungkinan kamu sudah mulai overdosis jejaring sosial.
3. Secara Reguler Memeriksa Akun-Akun Jejaring Sosial Kamu, Padahal Tidak Ada Notifikasi
Hayo ngaku! Apakah kamu sering sekali berpindah dari Twitter ke Facebook ke WhatsApp dan seterusnya padahal sama sekali tidak ada notifikasi yang menunjukkan pesan masuk?
Wah wah.. Ini berarti kamu mulai masuk tahap akut kecanduan. Terlebih lagi bila kamu kebanyakan bengong bila tidak ada tanggapan dari berbagai aktivitasmu di jejaring sosial.
4. Banyak Akun Kamu yang Saling Terhubung
Salah satu keuntungan memiliki akun jejaring sosial adalah kemudahan untuk login ke berbagai website dan layanan. namun, ini juga bisa menjadi sesuatu yang negatif jika kamu tidak berhati-hati, karena banyak website yang melakukan kecurangan dan membagikan aplikasi-aplikasi yang tidak terpercaya.
Bila akun jejaring sosial kamu sering sekali digunakan untuk membuka aneka macam website yang meminta kamu untuk register, ini menunjukkan bahwa kamu mulai overdosis jejaring sosial.
Bila banyak akun kamu yang saling terhubung, maka kamu bisa mengumpulkan notifikasi agar mudah terbaca dengan menggunakan Chime for Chrome
5. Jejaring Sosial Kamu adalah yang Kamu Periksa Pertama Kali Setelah Bangun dan Kamu Tutup Terakhir Kali Sebelum Tidur
Dengan kalimat “Oyasumi minna”, kamu menutup percakapan di Twitter, lalu ketika bangun, BB adalah yang pertama kali kamu gapai untuk membuka Twitter. Itu gambaran yang sangat umum dari remaja sekarang!
Kalau kamu seperti itu, maka kamu dapat dikatakan sebagai salah satu pecandu akut jejaring sosial!
6. Kamu Lebih Bersifat Sosial Secara Online daripada Nyata
Salah satu yang menyenangkan dari jejaring sosial adalah, kamu tidak perlu bertatap muka untuk ‘bersosialisasi’ dengan banyak orang. Ini kemudian menyebabkan banyak orang yang ‘melepaskan’ kepribadian mereka umumnya serta menjadi sosok yang benar-benar berbeda saat online. Mungkin kamu menjumpai ada teman kamu yang ‘cerewet’ di Twitter, tapi pada dasarnya adalah pendiam akut di dunia nyata. Ini merupakan salah satu ciri bahwa ia overdosis jejaring sosial!
7. Kamu Berbagi Segalanya
Punya mp3 baru? Tunjukkan ke teman-teman lewat Last.fm. Ada video lucu di YouTube, langsung tampilkan di Forum…
Bila itu adalah kebiasaan kamu, maka rasa kamu mulai kecanduan jejaring sosial. Ini tampak dari keterlibatan kamu yang erat dengan elemen jejaring sosial dan menjadi suka berbagi dengan teman-teman online. Adanya jejaring sosial memang memudahkan kita untuk berbagi, namun ini sekaligus juga menjadi ciri bahwa kamu mulai overdosis jejaring sosial.
8. Dengan Bangga kamu Memamerkan Kegiatan dan Alamat Rumah Kamu
Aduh aduh aduh!… Foursquare memang menarik, memamerkan dimana kamu berada lengkap dengan foto-foto indah situasi di sekitarmu. Tapi apa kamu tidak khawatir bahwa status kamu di jejaring sosial akan terbaca oleh seseorang yang berniat jahat dan takutnya mereka kemudian akan mendatangi rumah kamu pada saat yang tepat, entah pada saat kamu sendirian atau pada saat rumah itu kamu tinggalkan…
Menurut sangat berbahaya bila kamu sembarangan update status yang menunjukkan situasi kamu saat ini, misalnya menceritakan bahwa kamu sedang… bosan… di rumah lagi sendirian… papa sibuk… mama arisan… Oke berikutnya: Rampok datang…
So, overdosis jejaring sosial ini dikhawatirkan membawa dampak yang buruk terhadap properti kamu bila kamu biarkan begitu saja.
Apakah kamu mengenali bahwa banyak diantara gejala yang disebutkan di atas tengah kamu alami saat ini? Jujurlah pada dirimu sendiri, karena kejujuran adalah langkah selanjutnya menuju perbaikan. Jangan khawatir, bila kamu merasa diri kamu ‘terindikasi’ menderita overdosis jejaring sosial, pada artikel berikutnya yang berjudul “Apakah Kamu Mulai Overdosis Jejaring Sosial? Ini cara mengatasinya!” akan memberikan saran-saran bagi kamu yang mulai overdosis jejaring sosial. Semangat!
0 comments:
Post a Comment