Prosedur Melakukan Aktivasi Otak Tengah


Otak tengah sudah diketahui merupakan “master controller” antara otak kanan dan otak kiri. Berdasarkan fakta ini kemudian banyak lembaga bermunculan yang bergerak di bidang training aktivasi otak tengah. Training ini hanya cocok dilakukan pada anak berusia 5-12 tahun dengan karakteristik:
Pada anak usia 5 tahun:
  • Sudah bisa menangkat perintah atau instruksi dan melaksanakannya
  • Sudah berani jauh dari perhatian dan perlindungan orang tua saat di luar rumah
Sedangkan pada usia 12 tahun merupakan batas akhir training pasalnya pada usia ini anak sudah sulit diajak bermain dan dipengaruhi.
Dalam training tersebut, anak dan orang tua harus melalui prosedur yang sudah ditetapkan berikut:
  1. Orang tua percaya dengan potensi otak tengah dan program aktivasinya
  2. Anak mengikuti program aktivasi ini tanpa paksaan dari orang tua
  3. Anak harus dipastikan dalam kondisi fisik maupun mental yang sehat dan optimal. Sedangkan anak dengan cacat permanen tidak diperkenanan.
  4. Orang tua harus rela melepas anaknya sehingga saat training tidak didampingi
  5. Anak mau memahami dan melaksanakan perintah atau instruksi
Training aktivasi otak tengah dilakukan selama 2 hari berturut-turut dengan menjalani beberapa proses bertahap berikut:
  1. Ice breaking. Agar anak tidak merasa tertekan dan dikondisikan pada suasana nyaman dan bahagia
  2. Brain gym. Melakukan senam otak melalui gerakan sederhana untuk menyeimbangkan koordinasi otak dengan tubuh. Di sesi ini anak juga diperdengarkan musik-musik klasik
  3. Mulai memasukkan gelombang Alpha pada anak disertai gelombang suara (85 desibel) selama 4 menit
  4. Brain gym
  5. Menutup mata dengan kain dan anak diminta meraba benda-benda di depan mereka. Hal ini untuk tanda bahwa otak tengah anak sudah aktif.
Aktivasi otak tengah ini juga bisa mengalami kegagalan, disebabkan oleh beberapa faktor:
  1. Anak merasa tidak nyaman dan berada di bawah paksaan orang lain
  2. Anak tidak merasa percaya diri dengan kemampuannya
  3. Anak tidak mau mengikuti perintah yang diberikan
Namun kegagalan ini bukan hanya dari anak atau orang tua saja, bisa juga dari pelatih di lembaga tersebut. Untuk itu Anda harus menentukan lembaga mana yang cocok untuk anak. Ikuti tips berikut ini saat memilih lembaga aktivasi otak tengah untuk anak Anda:
  • Lembaga pelatihan harus memiliki lisensi dan kredibilitas. Bila lembaga ini dari luar negari maka cek keabsahannya, dan bisa dari dalam negeri sebaiknya cek badan hukumnya.
  • Sebelum memasukkan anak ke lembaga tersebut, ajak Anda melihat lokasi atau ruangan training, apakah anak merasa nyaman atau tidak
  • Mintalah pihak lembaga menjelaskan detail training tersebut sebelum memutuskan mendaftarkan anak. Cari tahu informasi medis dan prosedur aktivasi
  • Pilih juga pelatih yang ramah terhadap anak dan memahami dunia anak. Sebab saat anak lepas dari orang tua maka pelatih menjadi kunci utama kesuksesan aktivasi
  • Anda juga perlu mendapatkan training bersama anak di rumah.

0 comments:

Copyright © 2013hik8t
 photo iklananim_zpsaa0f27a0.gif