Batuk Tak Kunjung Sembuh Curigai PPOK

Jakarta, Jika batuk berdahak tak kunjung sembuh lebih dari sebulan, napas sesak atau tak kuat naik lantai padahal baru satu lantai, Anda patut curiga terkena Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). PPOK adalah penyakit yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara di saluran nafas dan bersifat progresif.

Penyebabnya adalah inflamasi paru akibat paparan gas berbahaya, rokok, asap polusi atau pembakaran. Gejalanya yaitu sesak nafas, batuk kronik, aktivitas memburuk, dan kondisi paru-paru yang abnormal (menggembung). Menurut WHO, PPOK menduduki urutan ke-5 penyebab kematian.

"Penyakit ini dapat dicegah dan diobati, tapi tidak bisa disembuhkan. Dokter hanya bisa menolong, bukan menyembuhkan," ujar Prof dr Hadiarto Mangunnegoro, SpP(K), FCCP, dalam acara seminar 'Jangan Sepelekan PPOK' di Rumah Sakit Asri, Jakarta, Sabtu (21/11/2009).

Menurut Prof Hadiarto, pemicu utama PPOK adalah rokok. "Jadi kalau nggak mau kena penyakit ini, kebiasaan pertama yang harus dihilangkan adalah rokok, kedua rokok, ketiga juga rokok," ujar Hadiarto.

PPOK akan semakin parah kalau faktor-faktor penyebabnya tadi berada di ruang tertutup, seperti dalam ruangan. "Makanya itu kenapa orang-orang sekarang yang kena PPOK jauh lebih tinggi jumlahnya dibanding zaman dulu, itu karena orang sekarang lebih banyak tinggal di apartemen, selain karena polusi yang tinggi, terutam di Jakarta" ujarnya.

Asal tahu saja, meski penyebab utama PPOK adalah rokok, tapi orang yang tidak merokok pun bisa terkena. "Saya pernah punya pasien PPOK, dia tidak merokok dan lingkungan sekitarnya pun bebas dari asap rokok, tapi kenapa dia bisa kena? Setelah ditanya-tanya, ternyata dia punya kebiasaan membakar daun," tutur Hadiarto.

Orang yang terkena asap rokok atau perokok pasif pun bisa terkena. "Tapi nggak bener kalau ada yang bilang perokok pasif itu lebih parah dari perokok aktif," ujar Hadiarto.
PPOK adalah salah satu penyakit kelainan paru yang bisa mengakibakan gagal jantung.

"Paru sangat berkaitan erat dengan jantung. Kerja paru dan jantung selalu bersamaan, bagai angka 8 dimana salah satu lingkaran adalah aliran paru sementara lingkaran lainnya adalah aliran jantung yang berkesinambungan," jelas Kasim.

Untuk pengobatannya, yang terpenting adalah mengontrol penyebabnya. "Kadang diperlukan obat pengencer dahak, alat pembantu oksigen, obat hisap atau pemberian kortikosteroid kalau sudah parah," ujar Kasim.

Selain itu, gaya hidup dan lingkungan yang sehat juga bisa mencegah penyakit ini. "Berhenti merokok, ciptakan udara bersih di rumah, hindari asap dan debu kendaraan, jangan memasang obat nyamuk bakar dalam tempat tidur, jaga kebugaran dengan latihan jalan, olahraga dan makan makanan sehat," saran Hardiato.

"Jangan mentang-mentang sudah tua jadi nggak mau olahraga dan kerjaannya cuma baca koran, nonton TV atau tidur-tiduran. Bisa-bisa nanti nggak bangun-bangun lagi," katanya.

Satu saran lagi dari Hadiarto adalah merokoklah di waktu tua, jangan waktu muda. "Kalau mau merokok, mulailah pada usia 60 tahun, karena udah nggak ada gunanya lagi hidupnya. Itu kenikmatan satu-satunya sebelum kembali ke tanah," ujarnya sambil menyindir perokok.

http://www.health.detik.com

0 comments:

Copyright © 2013hik8t
 photo iklananim_zpsaa0f27a0.gif